Menjelang dan di awal tahun 2016 kita sempat di suguhi bermcam berita septar pendidikan yang simpang siur sehingga membikin kalang kabut banyak pihak.Diantara isu yang di angkat,semisaal menyangkut perubahan kurikulum pendidikan nasional,pendidikan bela negara,tentang nasib K2 ,tunjangan profesi guru,ujian kompetensi guru (UKG) dan seambrek berita lainya.
Akibat banyak berita yang membingungkan tersebut,dalam kesempatan perkuliahan,seorang mahasiswa juga guru sempat bertanya kepada penulis :sebenarnya pendidikan di Indonesia mau dibawa ke mana?bahkan ada juga yang bertanya,akankemanakah Indonesia pergi kok tidak jelas ujung pangkalnya.
Sebuah pertanyaan yang kelihatan sederhana tapi membutuhkan jawaban yang rumit juga ini.Kemana engkau pendidikan Indonesia yang keren alias agak ilmiah untuk ini adalah Quo Vadis Pendidikan Indonesia.
A.PENGERTIAN QUO VADIS
Kamus digital wilkipedia menyebutkan,quo vadis adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang terjemahanya secara harfiah berarti:"kemana engkau pergi"kalimat ini adalah terjemahan latin dari petika bagaian dari apokrif Kisah Santo Petrus (Acts of peter ):"Tuhan kemana engkau pergi.
Kalimat tersebut merupakan ungkapan kristiani yang menurut Tradisi Greja dilontarkan pada yesus Kristus oleh Santo Petrus yang saat ini bertemu dengan yesus dalam perjalanan hendak melarikan diri dari misinya yang berisiko disalibkan di Roma.Jawaban yesus yang mengatakan ."Aku hendak kembali ke Roma untuk disalibkan kembali".(Eo Rohman iterum crucifigi) membuat petrus menyadari panggilanya dan ia pun berbali kembali ke Roma ;kemudian ia disalibkan secara terbalik dan menjadi martir di sana.
Sejak dahulu ,kalimat ini sering digunakan oleh berbagai kalangan.Salah satu contoh yang terkenal ialah judul buku dalam bahasa Indonesia;Quo Vadis NU Setelah kembali ke khittah 1926,karangan Kacung Marijan(jakarta:Erlangga) pada tahun 1992.Quo Vadis,juga merupakan sebuah film mengenai penindasan umat kristiani oleh nero,kaisar romawi,berdasarkan sebuah buku yang di karang oleh Hendryk Sienkiewicz,seorang novelis polandia pada tahun 1896.Film diedarkan tahun 1951dan merupakan box office yang memenangkan golden awards sering dengan itu membahas pendidikan terutama di Indonesia amat tidak mudah karena amat komplek masalanya.Berbeda dengan Negara lain apalagi Negeri kecil masyarakat yang tidak semajemuk Indonesia.Oleh karenanya membahas pendidikan di Indonesi juga harus menggunakan frame atau kacamata keindonsiaan,tanpa itu jelas tidak berpijak pada kenyataan yang sebenarnaya untuk melihat atau memotret pendidikan setidaknya kita juga harus melihat delapan standar Nasional pendidkan.Namun untuk tulisan ini,batas melihat beberapa aspek pendidikan Indonesia dikaitkan dengan isu yang lagi berkembang ke permukaan.Isu-isu tersebut menandakan adanya sebuah dinamaik yang hendak mendorong roda pendidikan kita kearah yang diinginkan oleh pihak-pihak tertentu.Oleh karea-nanya relevan sekali kalah ada yang menanyakan,sebenaryan hendak kemanakah engkau pendidikan Indonesia?
B.KURIKULUM
Sebuah kurikulum bisa dibilang sebagai inti dari pendidikan dan memeiliki pengaruh amat besar seluruh kegiatan pendidikan.Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia dimasa mendatang,maka penyususnan kurikulum tidak dapat dilakukan secara serampang.Penyususnan kurikulum membtuhkan landasan kuat,yang didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landsan kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri.Dengan sendirinnya,akan berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.Seiring dengan itu ,pakar pendidikan nana syaodik sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum,yakni :filosofis ;psikologis;sosialbudaya;ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu,kurikulum juga memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan.Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum.Sedang teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu
Kurikulum juga merupakan suatu sistem yang memilik komponen-komponen tertentu:
Sistem kurikulum terbentuk empat komponen,yaitu komponen tujuan ,isi kurikulum,metode atau strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi.Sebagai suatu sistem,tiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain.Manakala ada satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainya,maka sistem kurikulum akan terganggu pula secara etimologi,kurikulum berasal dari bahasa yunani,yaitu curir yang artinya pelari dan curerin yang berarti tempat berpacu.Istilah ini awalnya digunakan dalam dunia olahraga pada zaman yunani kuno,dengan pengrtian suatu jarak yang harus ditempuh lari dari garis start sampai garis finish.Sedang dalam bahasa latin,kurikulum berarti track atau jaulur pacu.Selanjutnya,istilah tersebut diadaptasi oleh dunia pendidikan.
Secara terminologi ,istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan kemudian diartikan sebagai sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dpaat dipertanggungjawabkan,banyak pakar memberikan definisi tentang kurikulum ini namun pada intinya semua tidak akan terlepas dari proses pendidikan untuk mencapai pendidikan.
Dengan demikian kurikulum bisa diartikan sebagai suatu usaha rencana dan organisasi untuk mencapai tujuan untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan.Sehingga kurikulum tidak terbatas hanya berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi segal hal berperan terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Melihat begitu strategisnya peran kurikulum sehingga para pemegang kekuasaan pendidikan niscaya ingin menunjukan kepakaranya dalam menggoreng manusia Indonesia akan menjadi manusia - manusia unggul dimsa mendatang melalui pendidikan dan disekenariokan lewat kurikulum.Karena terlalu bernafsunya para penguasa itu sampai-sampai didunia pendiddikan muncul ungkapan yang amat pouler,yaitu ganti menteri ganti kurikulum oleh karenanya seorang menteri yang membidangi pendidikan seakan membuat gaduh dunia pendidikan dengan konsep kurikulum yang dibawanya.
Sayangnya para penjabat itu terlalu senang dan bangga bila mampu mengeritik penjabat sebelumnya.Demikian terkait dengan perubahan kurikulum.Tiap ada perubahan kurikulum niscaya mengiritik kuriklu sebelumnya,namun yang lebih banyak dikritik adalah pembelajaran atu proses penerapanya.Padahal kurikulum adalah isi ,namun tidak banyak yang mengkritisi soal ini.
Akibat sikap tersebut para gurupun ikutan terkena wabah para petinggi pendidikan sebagai contih pembelajaran dfengan metode ceramah,dengan dikenalnya KTSP dan pembeljaran konstruktif ,seakan ceramah menjadi tabuh sampai-sampai .Hampir semua penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibikin guru senantiasa dalam latar belakangnya mengritik guru cara mengajar,yakni menggunakan metode ceramah.
Sejalan dengan ini,Kepala pusat Pengembangan sumber belajar (P2SB) Universitas Negeri Malang (UM) Dr.Wasis D.Dwiyogo,Mpd. dalam publikasinya juga mengkritik sikap para penjabat yang berwenang mengubah kurikulum tersebut.Menurutnya,kurikulum itu lebih banyak tentang isi.Isi kurikulum yang dipelajari peserta didiklah menjadi titik tekanya,Saat ini kendati kurikulum sudah sering berubah,pada hakekatnya isinya tidak banyak mengalami perubahan.Yang banyak berubah hanya pembelajaranya.
C.KURIKULUM TITIPAN
Hal ini juga membikin hiruk pikuk kurikulum di Indonesia adalah adanya titipan dari berbagai pihak yang diekspose sebelum dikomunikasikan secara tuntas.Contoh terakhir kaitan kurikulum bela Negara.Pihak Kemenham menginginkan bela negara masuk kurikulum mulai Taman Kanak Kanak(TK) mulai tahun ajaran mendatang sudah bisa diterapkan ,namaun Mendikbud Anies Baswedan mengaku belum tahu menahu (Jawa pos,7/716.Padahal Kemendikbud sendiri juga sedang merevisi kurikulu 2013 dan akhir sekarang tinggal penuntasan.
Kurikulum ini amat banyak mulai materi tentang pemberantasan korupsi,bela negara,narkoba,terorisme,budi pekerti(karakter),dan seterusnya.Semestinya sebagai masukan itu dikirim saja ke Kemendikbud biar diolah dan disinkronkan untuk kemudian dijadikan ssatu hingga muncul kurikulum yang susdah menyangkut semua aspek.Selama proses ini perlu tidak perlu terlalu banyak ekspose yang saling mengunggulkan urgensinya suatu materi masuk dalam kurikulum.Tim inti di Kemendikbud biar bisa bekerja sesuai kapasitasnya.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah perlukah semua materi itu masuk kurikulum .Bila itu dipaksakan ,lantas bagaimana dengan orientasi bangsa kita?Mengacu pendapat Dr.Wasis di atas,semestinya kurikulum harus sejalan dengan orientasi bangsa dan negara kita pada jangka waktu tertentu kedepan.Itu artinya,berbagai aspek yang perlu masuk kurikulum tersebut bisa jadi cukup diintegerasikan dengan mata pelajaran yang relevan.Hal ini agar arah kurikulum jelas tidakmenjadi kurikulum gado-gado.
D.INSAN INDONESIA
Sebagai kita ketahui bahwa sesuai Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional (RPPNJP) 2005-2025 ,Visi Kemendikbud 2025 adalah :menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetif (Insan Kamil paripurna).Insan cerdas yang dimaksudkan adalah cerdas ,spiritual,emosiona, dan sosial,intlektual serta kisnetis.Sedang insan kompetif yang dimaksudkan adalah :kepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan ,bersemangat,juang tinggi,jujur,mandiri,pantang menyerah,pembangunan dan pembinaan jejaring bersahabat dengan perubahan,inovatif dan akan menjadi perubahan ,produktif ,sadar mutu ,berorientasi global ,pembelajaran sepanjang hayat ,serta menjadi rahmat bagi semesta alam.
Yang menjadi pertanyaan sekarang ,indikator visi tersebut sudahlah konkrit?bila di anggap sudah ,sejalankah visi itu visi presiden?bila tidak sinkron berarti ,sebaiknya kurikulum dikubur saja.Bila sudah sinkron berarti bisa dilanjutkan.
Cuma,orientasi itupun harus konkrit sehingga manusia indonesia masa depan yang hendak diproduklewat kurikulum revisi jelas sosoknya.Buka kata -kata indah tapi tidak bisa dipersonifikasikan.Andai masih juga kabur maka manusia -manusia produk kurikulum yang disempurnakan (KYD) Tetapkan manusia-manusia samar yang tidak jelas kompetasinya bila demikian adanya,maka terus kemana ujung perginya pendidikan kita.
Sekian dulu shobat trimakasih bilah sudih membacnya,,,,,
Sumber Info :Media
Akibat banyak berita yang membingungkan tersebut,dalam kesempatan perkuliahan,seorang mahasiswa juga guru sempat bertanya kepada penulis :sebenarnya pendidikan di Indonesia mau dibawa ke mana?bahkan ada juga yang bertanya,akankemanakah Indonesia pergi kok tidak jelas ujung pangkalnya.
Sebuah pertanyaan yang kelihatan sederhana tapi membutuhkan jawaban yang rumit juga ini.Kemana engkau pendidikan Indonesia yang keren alias agak ilmiah untuk ini adalah Quo Vadis Pendidikan Indonesia.
A.PENGERTIAN QUO VADIS
Kamus digital wilkipedia menyebutkan,quo vadis adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang terjemahanya secara harfiah berarti:"kemana engkau pergi"kalimat ini adalah terjemahan latin dari petika bagaian dari apokrif Kisah Santo Petrus (Acts of peter ):"Tuhan kemana engkau pergi.
Kalimat tersebut merupakan ungkapan kristiani yang menurut Tradisi Greja dilontarkan pada yesus Kristus oleh Santo Petrus yang saat ini bertemu dengan yesus dalam perjalanan hendak melarikan diri dari misinya yang berisiko disalibkan di Roma.Jawaban yesus yang mengatakan ."Aku hendak kembali ke Roma untuk disalibkan kembali".(Eo Rohman iterum crucifigi) membuat petrus menyadari panggilanya dan ia pun berbali kembali ke Roma ;kemudian ia disalibkan secara terbalik dan menjadi martir di sana.
Sejak dahulu ,kalimat ini sering digunakan oleh berbagai kalangan.Salah satu contoh yang terkenal ialah judul buku dalam bahasa Indonesia;Quo Vadis NU Setelah kembali ke khittah 1926,karangan Kacung Marijan(jakarta:Erlangga) pada tahun 1992.Quo Vadis,juga merupakan sebuah film mengenai penindasan umat kristiani oleh nero,kaisar romawi,berdasarkan sebuah buku yang di karang oleh Hendryk Sienkiewicz,seorang novelis polandia pada tahun 1896.Film diedarkan tahun 1951dan merupakan box office yang memenangkan golden awards sering dengan itu membahas pendidikan terutama di Indonesia amat tidak mudah karena amat komplek masalanya.Berbeda dengan Negara lain apalagi Negeri kecil masyarakat yang tidak semajemuk Indonesia.Oleh karenanya membahas pendidikan di Indonesi juga harus menggunakan frame atau kacamata keindonsiaan,tanpa itu jelas tidak berpijak pada kenyataan yang sebenarnaya untuk melihat atau memotret pendidikan setidaknya kita juga harus melihat delapan standar Nasional pendidkan.Namun untuk tulisan ini,batas melihat beberapa aspek pendidikan Indonesia dikaitkan dengan isu yang lagi berkembang ke permukaan.Isu-isu tersebut menandakan adanya sebuah dinamaik yang hendak mendorong roda pendidikan kita kearah yang diinginkan oleh pihak-pihak tertentu.Oleh karea-nanya relevan sekali kalah ada yang menanyakan,sebenaryan hendak kemanakah engkau pendidikan Indonesia?
B.KURIKULUM
Sebuah kurikulum bisa dibilang sebagai inti dari pendidikan dan memeiliki pengaruh amat besar seluruh kegiatan pendidikan.Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia dimasa mendatang,maka penyususnan kurikulum tidak dapat dilakukan secara serampang.Penyususnan kurikulum membtuhkan landasan kuat,yang didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landsan kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri.Dengan sendirinnya,akan berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.Seiring dengan itu ,pakar pendidikan nana syaodik sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum,yakni :filosofis ;psikologis;sosialbudaya;ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu,kurikulum juga memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan teori pendidikan.Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum.Sedang teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu
Kurikulum juga merupakan suatu sistem yang memilik komponen-komponen tertentu:
Sistem kurikulum terbentuk empat komponen,yaitu komponen tujuan ,isi kurikulum,metode atau strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi.Sebagai suatu sistem,tiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain.Manakala ada satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainya,maka sistem kurikulum akan terganggu pula secara etimologi,kurikulum berasal dari bahasa yunani,yaitu curir yang artinya pelari dan curerin yang berarti tempat berpacu.Istilah ini awalnya digunakan dalam dunia olahraga pada zaman yunani kuno,dengan pengrtian suatu jarak yang harus ditempuh lari dari garis start sampai garis finish.Sedang dalam bahasa latin,kurikulum berarti track atau jaulur pacu.Selanjutnya,istilah tersebut diadaptasi oleh dunia pendidikan.
Secara terminologi ,istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan kemudian diartikan sebagai sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dpaat dipertanggungjawabkan,banyak pakar memberikan definisi tentang kurikulum ini namun pada intinya semua tidak akan terlepas dari proses pendidikan untuk mencapai pendidikan.
Dengan demikian kurikulum bisa diartikan sebagai suatu usaha rencana dan organisasi untuk mencapai tujuan untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan.Sehingga kurikulum tidak terbatas hanya berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi segal hal berperan terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
Melihat begitu strategisnya peran kurikulum sehingga para pemegang kekuasaan pendidikan niscaya ingin menunjukan kepakaranya dalam menggoreng manusia Indonesia akan menjadi manusia - manusia unggul dimsa mendatang melalui pendidikan dan disekenariokan lewat kurikulum.Karena terlalu bernafsunya para penguasa itu sampai-sampai didunia pendiddikan muncul ungkapan yang amat pouler,yaitu ganti menteri ganti kurikulum oleh karenanya seorang menteri yang membidangi pendidikan seakan membuat gaduh dunia pendidikan dengan konsep kurikulum yang dibawanya.
Sayangnya para penjabat itu terlalu senang dan bangga bila mampu mengeritik penjabat sebelumnya.Demikian terkait dengan perubahan kurikulum.Tiap ada perubahan kurikulum niscaya mengiritik kuriklu sebelumnya,namun yang lebih banyak dikritik adalah pembelajaran atu proses penerapanya.Padahal kurikulum adalah isi ,namun tidak banyak yang mengkritisi soal ini.
Akibat sikap tersebut para gurupun ikutan terkena wabah para petinggi pendidikan sebagai contih pembelajaran dfengan metode ceramah,dengan dikenalnya KTSP dan pembeljaran konstruktif ,seakan ceramah menjadi tabuh sampai-sampai .Hampir semua penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibikin guru senantiasa dalam latar belakangnya mengritik guru cara mengajar,yakni menggunakan metode ceramah.
Sejalan dengan ini,Kepala pusat Pengembangan sumber belajar (P2SB) Universitas Negeri Malang (UM) Dr.Wasis D.Dwiyogo,Mpd. dalam publikasinya juga mengkritik sikap para penjabat yang berwenang mengubah kurikulum tersebut.Menurutnya,kurikulum itu lebih banyak tentang isi.Isi kurikulum yang dipelajari peserta didiklah menjadi titik tekanya,Saat ini kendati kurikulum sudah sering berubah,pada hakekatnya isinya tidak banyak mengalami perubahan.Yang banyak berubah hanya pembelajaranya.
C.KURIKULUM TITIPAN
Hal ini juga membikin hiruk pikuk kurikulum di Indonesia adalah adanya titipan dari berbagai pihak yang diekspose sebelum dikomunikasikan secara tuntas.Contoh terakhir kaitan kurikulum bela Negara.Pihak Kemenham menginginkan bela negara masuk kurikulum mulai Taman Kanak Kanak(TK) mulai tahun ajaran mendatang sudah bisa diterapkan ,namaun Mendikbud Anies Baswedan mengaku belum tahu menahu (Jawa pos,7/716.Padahal Kemendikbud sendiri juga sedang merevisi kurikulu 2013 dan akhir sekarang tinggal penuntasan.
Kurikulum ini amat banyak mulai materi tentang pemberantasan korupsi,bela negara,narkoba,terorisme,budi pekerti(karakter),dan seterusnya.Semestinya sebagai masukan itu dikirim saja ke Kemendikbud biar diolah dan disinkronkan untuk kemudian dijadikan ssatu hingga muncul kurikulum yang susdah menyangkut semua aspek.Selama proses ini perlu tidak perlu terlalu banyak ekspose yang saling mengunggulkan urgensinya suatu materi masuk dalam kurikulum.Tim inti di Kemendikbud biar bisa bekerja sesuai kapasitasnya.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah perlukah semua materi itu masuk kurikulum .Bila itu dipaksakan ,lantas bagaimana dengan orientasi bangsa kita?Mengacu pendapat Dr.Wasis di atas,semestinya kurikulum harus sejalan dengan orientasi bangsa dan negara kita pada jangka waktu tertentu kedepan.Itu artinya,berbagai aspek yang perlu masuk kurikulum tersebut bisa jadi cukup diintegerasikan dengan mata pelajaran yang relevan.Hal ini agar arah kurikulum jelas tidakmenjadi kurikulum gado-gado.
D.INSAN INDONESIA
Sebagai kita ketahui bahwa sesuai Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional (RPPNJP) 2005-2025 ,Visi Kemendikbud 2025 adalah :menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetif (Insan Kamil paripurna).Insan cerdas yang dimaksudkan adalah cerdas ,spiritual,emosiona, dan sosial,intlektual serta kisnetis.Sedang insan kompetif yang dimaksudkan adalah :kepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan ,bersemangat,juang tinggi,jujur,mandiri,pantang menyerah,pembangunan dan pembinaan jejaring bersahabat dengan perubahan,inovatif dan akan menjadi perubahan ,produktif ,sadar mutu ,berorientasi global ,pembelajaran sepanjang hayat ,serta menjadi rahmat bagi semesta alam.
Yang menjadi pertanyaan sekarang ,indikator visi tersebut sudahlah konkrit?bila di anggap sudah ,sejalankah visi itu visi presiden?bila tidak sinkron berarti ,sebaiknya kurikulum dikubur saja.Bila sudah sinkron berarti bisa dilanjutkan.
Cuma,orientasi itupun harus konkrit sehingga manusia indonesia masa depan yang hendak diproduklewat kurikulum revisi jelas sosoknya.Buka kata -kata indah tapi tidak bisa dipersonifikasikan.Andai masih juga kabur maka manusia -manusia produk kurikulum yang disempurnakan (KYD) Tetapkan manusia-manusia samar yang tidak jelas kompetasinya bila demikian adanya,maka terus kemana ujung perginya pendidikan kita.
Sekian dulu shobat trimakasih bilah sudih membacnya,,,,,
Sumber Info :Media
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment